INTERNATIONAL POLITICAL ECONOMY
Why “International Politcal Economy”is Necessary
Non
Marxist menuliskan pada hubungan ekonomi inter nasional untuk disebut
“perspektif ekonomi politik”dan menentang tentang perbedaan akademi politik dan
disiplin huhungan internasional.kritik yang sudah biasa pada perilaku hubungan
ekonomi internasional adalah bahwasanya dunia sudah berganti dan teori sudah
gagal untuk mempertahankannya.Kususnya,kemajuan pada hubungan internasional
tidak hany atas pemikiran kunci konsep dan asumsi yang berlaku.
Pada tahun 1970,Amerika serikat
berada pada kesulitan ekonomi dan menghentikan pengaliran cadangan emas Amerika
Serikat,konvertibilitas emas dolar Amerika harus dihentikan dan minyak Arab di
hentikan,ditunjukan oleh penstudi British Susan strange,ekonomi internasional
dan politik internasional adalah kasus keengganan timbale balik.Tetapi
perbedaan tajam antara politik dan ekonomi ini semakin di pertanyakan mulai
tahun tersebut.Asumsi Bretton Woods,system yang pernah di bangun para politisi
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pertukaran internasional setelah
Perang Dunia Kedua.
Criticism of International Economis
Ekonomi
politik internasional mendapat kritik disiplin dan pengajuan inovasi.Kelemahan
ekonomi internasional terdapat pada obyeknya.Khususnya pada karakter teori
politik internasional,yang mengeni perdagangan internasional yaitu keunggulan
komparatif (comparative advantage)yang di ajukan oleh David Richardo melalui
demonstrasi aritmatika dan menunjukan bahwa walaupun suatu Negara bisa
memproduksi barang-barang dengan lebih ekonomis dari pada Negara lain,masih ada
kemungkinan untuk memperoleh keuntungan dari perdagangan kalau Negara yang
kalah unggul (the disadvantaged) mempertukarkan barang dimana ia memiliki keunggulan
komperatif.Untuk menggambarkan ini Ricardo membangun suatu model hubungan
dagang antara dua Negara dengan dua barang.
Munculnya kritik pada ekonomi
internasional sulit ditangkis karna dalam contoh ekonomi di atas jelas bahwa
ekonom konvensional terlalu cepat menganggap suatu kondisi sebagai given
seperti contohnya ketika di ketahui bahwa inggris memproduksi tekstil sedangkan
Portugal tidak,bukan karena dinamika comperative cost atau karena Inggris mempunyai comperative
advantage atas Portugal,tetapi karena Inggris mempunyai daya paksa militer
lebih kuat.faktor politik dan strategi militerlah yang menentukan transaksi
ekonomi itu.
Contoh kritik lain adalah tentang
dinamika arus capital.ilmuwan ekonomi internasional konvensional yakin bahwa
capital selalu berusaha mencari kemungkinan maksimisasi melalui investasi dan itu dilakukan
berdasarkan pertimbangan ekonomis mengenai iklim investasi yang
menguntungkan.yang dilupakan adalah bahwa investor atau pmerintahannya sering
kali bisa menciptakan kondisi iklim itu.kalau ini benar,maka maksimasi stu
bukan hanya persoalan ekonomi,tetapi juga tergantung pada politik domestic dan
internasional yang berkaitan dengan kekuasaan untuk menciptakan atau mengubah
iklim investasi.pertanyaan-pertanyaan mengenai politik dan hegemoni ini
memerlukan analisis yang lebih luas dari pada yang ditemukan dalam ilmu ekonomi
internasional.perkembangan intelektual ini menunjukan bahwa ilmu ekonomi
internasional mengalami krisis konsep.
Models of International Political Economy
Variasi model ekonomi politik
internasional erat kaitannya dengan pokok altetnatif atau rumus dasar
politik,ekonomi liberal.bagaimanapun juga menjadi rumit karena mereka harus
mengaitkannya dengan dimensi yang yang tidak ada pada versi domestic
tersebut.dimensi yang tidak ada itu adalah hubungan antara proses internasional
dan domestic.
Teori ekonomi politik internasional sependapat
dengan beberapa macam hubungan antara politik dan ekonomi.mereka dapat
mengindikasikan kemungkinan dari pertanyaan berikut ini:
1. Bagaimana ekonomi politik internasional mempengaruhi politik internasional dan sebaliknya
2. Bagaimana ekonomi politik internasional mempengaruhi politik domestic dan sebaliknya?
1. Bagaimana ekonomi politik internasional mempengaruhi politik internasional dan sebaliknya
2. Bagaimana ekonomi politik internasional mempengaruhi politik domestic dan sebaliknya?
3. Bagaimana ekonomi politik internasional mempengaruhi
ekonomi domestic dan sebaliknya
4. Bagaimana system politik internasional mempengaruhi politk internasional?
4. Bagaimana system politik internasional mempengaruhi politk internasional?
Liberal,Realist,Mercantilist,Interdependence,Dependency
Schools.
Asumsi
dasar pendekatan liberalisme ekonomi. Secara teori, liberalisme pada dasarnya
memuat asumsi dasar nilai-nilai sebagai berikut, yaitu: mengunggulkan paham
kebebasan individual, kebutuhan membentuk institusi untuk mengakomodasi beragam
kepentingan individual supaya tidak saling berkonflik, individual mesti bebas
dari intervensi pemerintah, mendukung opsi pasar kapitalisme sebagai cara
terbaik untuk mencapai kesejahteraan.
Liberalisme
ekonomi merupkan suatu sistem ekonomi dimana kekayaan produktif terutama
dimiliki secara pribadi dan produksi. Tujuan dari kepemilikan pribadi adalah
untuk mendapatkan keuntungan dan efisiensi dari penggunaan kekayaan yang
produktif.
Nilai liberalisme dalam perekononomian adalah perdagangan bebas, tanpa adanya campur tangan pemerintah. Namun, itu hanyalah teori. Pada kenyataannya tidak ada satu negarapun di dunia yang secara murni dan total menerapkan perdagangan bebas di negaranya tanpa pemerintah.Liberalisme ekonomi menilai bahwa campur tangan pemerintah hanya akan menyebabkan terjadinya distorsi pasar yang pada akhirnya mengakibatkan alokasi sumber daya menjadi tidak efisien. Adanya intervensi pemerintah paling tidak akan merugikan kepentingan slah satu diantara dua pihak yang terlibat dalam aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, keadilan dalam kehidupan ekonomi sangant ditentukan oleh hilangnya campur tangan pemerintah secara total.Lembaga sosial atau identik dengan institusi yang paling diutamakan adalah pasar. Yang terpentinga dalam ekonomi liberal adalah mekanisme pasar. Karena itu, mereka yang memiliki modal dan melibatkan diri dalam kegiatan pasar akan menentukan apa yang akan terjadi dalam prosesnya.
Nilai liberalisme dalam perekononomian adalah perdagangan bebas, tanpa adanya campur tangan pemerintah. Namun, itu hanyalah teori. Pada kenyataannya tidak ada satu negarapun di dunia yang secara murni dan total menerapkan perdagangan bebas di negaranya tanpa pemerintah.Liberalisme ekonomi menilai bahwa campur tangan pemerintah hanya akan menyebabkan terjadinya distorsi pasar yang pada akhirnya mengakibatkan alokasi sumber daya menjadi tidak efisien. Adanya intervensi pemerintah paling tidak akan merugikan kepentingan slah satu diantara dua pihak yang terlibat dalam aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, keadilan dalam kehidupan ekonomi sangant ditentukan oleh hilangnya campur tangan pemerintah secara total.Lembaga sosial atau identik dengan institusi yang paling diutamakan adalah pasar. Yang terpentinga dalam ekonomi liberal adalah mekanisme pasar. Karena itu, mereka yang memiliki modal dan melibatkan diri dalam kegiatan pasar akan menentukan apa yang akan terjadi dalam prosesnya.
Sebagai pendekatan yang memfokuskan diri pada power,
security, dan distributional conflict, asumsi yang dimiliki realisme, yang relevan
dengan EPI antara lain, bahwa aktor adalah state yang berdaulat dalam sebuah sistem
internasional; di mana ia tercirikan dalam kondisi anarki yang statis, sehingga
state melakukan, self-help untuk survival; ia harus memperhatikan keamanan
negara sendiri (egoisme negara), akan tetapi tidak boleh melupakan relative
gain; state merupakan kesatuan dari aktor-aktor rasional, dan politik domestik,
ketidakrasionalan sebagian individu (decision makers) ataupun kesalahan
organisasional tidak berpengaruh banyak pada outcomes.
Explanatory variable: Realisme adalah distribusi power
antara states, di mana ia mamapu menjelaskan karakteristik sistem dan perilaku
individual states. Evidence: Yang dibutuhkan oleh para analis realis adalah
operasionalisasi power negara, seperti besar militer, ekonomi, dan ancaman yang
mampu dihasilkan. Exemplary problems: Bagi kaum realis ia adalah penjelasan bagaimana memisahkan zero sum
dan distributional conflict yang
berkembang sebelumnya.
Ada dua isu penting dalam analisa realis:
Ada dua isu penting dalam analisa realis:
(1)
Bagaimana national power mempengaruhi hubungan antara negara-negara tertentu.
Albert Hirschman pada 1945 menulis National Power and the Structure of Foreign
Trade yang menjelaskan dua cara di mana trading relations dapat digunakan untuk
mengubah kapabilitas/kebijakan negara lain. (a) Negara membatasi ketersediaan
sumber daya dan teknologi untuk melemahkan sumber daya musuhnya. (b) Negara
dapat mengubah perilaku foreign policy negara lain dengan mengancam akan
mengubah aturan permainan transaksi ekonomi mereka. Pertanyaan yang kemudian
muncul adalah, se-kredibel apakah ancaman itu bagi negara. Hirschman menjawab,
ancaman itu kredible manakala biaya kesempatan relatif bagi perubahan (relative
opportunity costs of change) tersebut tidak berimbang (asimetris). Opportunity
costs dijadikan variabel, karena ia dapat digunakan untuk operasionalisasi
power, sebuah permasalahan yang mengganggu analisa realis.
(2)
Bagaimana distribusi power dalam sebuah sistem secara holistik menetapkan
international regime. Realis menelurkan teori stabilitas hegemonik, yang
menekankan bahwa sebuah sistem ekonomi internasional yang terbuka dapat stabil
manakala power terdistribusikan secara hegemoni. Hal ini bisa dilakukan oleh
state dengan membentuk (a) aliansi ekonomi, atau dengan membuat (b) rejim
dagang yang terbuka.
Nasionalisme ekonomi atau sering disebut merkantilime, secara esensial
merupakan filosofi ekonomi yang percaya bahwa manajemen keonomi seharusnya
menjadi bagian dari tujuan negara dalam memenuhi kepentingan nasionalnya dalam
kaitan dengan kekayaan, kekuatan, dan gengsi Merkantilismen tidak melihat kerjasama
dengan negara-negara lain sebagai hal yang menguntungkan.
Merkantilisme memiliki tujuan utama yaitu harus
memaksimalkan kekayaan. Merkantilisme melihat ekonomi sebagai faktor utama
untuk mencapai tujuannya tersebut. Pendek kata, Merkantilisme melihat ekonomi
sebagai alat utama untuk mencapai kepentingan politik suatu negara.
Merkantilisme melihat perekonomian sebagai arena yang sangat konfliktual dengan
berbagai tabrakan kepentingan sehingga memilih tidak bekerjasama dalam kondisi
demikian. Dan lebih memfokuskan kegiatan perekonomian untuk kepentingan diri
sendiri.Kaum
Merkantilis juga tidak mengenal istilah interdependensi atau ketergantungan
sebagaimana kaum liberalisme, tetapi Merkantilisme mengenal self-determination
atau menentukan nasib sendiri. Dalam kamus Merkantilis, tidak ada istilah
“kerjasama yang menguntungkan” yang ada adalah “kompetisi yang saling
menjatuhkan”. Kaum merkantilis menyatakan bahwa ekonomi harus tunduk pada
tujuan peningkatan kekuatan negara sehingga politik mesti diposisikan di atas
ekonomi. Yang
membedakan Merkantilisme dengna ideologi ekomi lain telretak pada posisi
politik yang lebih penting dan negara di atas ekonomi. Ekonomi semata-mata
digunakan sebagai alat untuk meningkatkan chances of survivalnya dan mencapai
kepentingan nasionalnya. Merkantilisme tidak mengenal keuntungan yang
mutualisme, artinya keadaan perekonomian yang tercipta selalu zero-sum dan
kompetisi yang konfliktual karena berbagai kepentingan yang bertentangan.
Ruccio dan Simon mengatakan
bahwa karya-karya Frank lahir sebagai reaksi terhadap teori-teori Neoklasik
Ortodoks dan pandangan Marxis Ortodoks tradisional. Pandangan frank sendiri
dipengaruhi oleh teori strukturalis Paul Prebisch dan pandangan Neo-Marxis Paul
Baran. Pada hakikatnya konfigurasi teoritis ekonomi pembangunan dalam teori
dependensia berada di satu titik garis kontinum antara teori strukturalis
ortodog dengan Marxisme.
Teori dependensia sesuai
dengan namanya berusahamenjelaskan tentang ketergantungan. Dalam hubungan
ketergantungan tersebut ada dua pihak yang terlibat yaitu pihak dominan dan
pihak bergantung (dependen). Frank mengelompokkan negara-negara didunia ini
atas dua kelompok yaitu negara metroplis maju dan negara-negara satelit yang
terbelakang.Hubungan ketergantungan seperti ini disebut Frank sebagai
Metropolis-satelite relationsip.
Sementara fokus hubungan
ketergantungan dalam model Frank adalah bangsa-bangsa dan hubungan antar
bangsa-bangsa, ruang lingkup teorinya adalah sistem kapitalis dunia.
Dalam model yang dikembangkan Frank, tiap titik dalam rantai
metropolis-satelit, struktur rantai menciptakan kepentingan objektiftertentu,
dan yang paling penting adalah kepentingan dalam mengontrol hubungan monopoli
pada tiap titikdi rantai hubungan tersebut demi memperoleh manfaat dari
extractive power yang ada pada posisi tersebut.
Menurut Frank keterbelakangan
dinegara-negara dunia ketiga hanya bisa dipahami dengan mengetahui kondisi
awal, khuluk dan perkembangan dari kapitalisme.Menuruf Farank hubungan
ketergantungan umumnya, dan hubungan metropis – satelit dalam suatu sistem
kapitalisme dunia kususnya, dicirikan oleh sifat monopolistik dan ekstraktif.
Metropolis memiliki kontrol monopolistik atas hubungan ekonomi dan perdagangan
di negara-negara satelit. Dominasi
monopolistik dalam suatu pasar jelas merupakan sebuah posisi kekuasaan. Posisi
kekuasaan ini memungkinkan negara-negara metropolis mengeruk surplus ekonomi
dari negara-negara satelit. Sebagai dampak dari dominasi metropolis tersebut,
negara-negara satelit tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol pertumbuhan
ekonomi sendiri, melainkan tetap tergantung pada metropolis. Menurut Frank,
hubungan monopolistik dan ekstraktif pada awalnya dibentuk melaui kekuatan
senjata, dan setelah itu dilanjutkan melalui struktur ketergantungan dan
keterbelakangan.
Sehubungan dengan pola
hubungan antara negara –negara metropolis maju dan negara-negara satelit yang
terbelakang, Andre Gunder Frank membuat hipotesis: Dalam stuktur hubungan antara negara-negara metropolis maju dengan
negara-negara satelit yang terbelakang, pihak metropolis akan berkembang dengan
pesat sedangkan pihak satelit akan tetap dalam posisi
keterbelakangan,Negara-negara miskin yang sekarang menjadi negara satelit,
perekonomiannya dapay berkembang dan mampu mengembangkan industri yang otonom
bila tidak terkait dengan metropolis dari kapitalis dunia, atau kaitannya
sangat lemah,Kawasan-kawasan yang sekarang sangat terbelakang dan berada dalam
situasi yang mirip dengan situasi dalam sistem feodal adalah kawasan-kawasan
yang pada masa lalu memiliki kaitan yang kuat dengan metropolis dari sistem
kapitalis internasional. Kawasan-Kawasan ini adalah kawasan penghasil ekspor
bahan mentah primer yang terlantar akibat adanya hubungan perdagangan
internasional.
Bagi Frank proses pembangunan
adalah proses pembangunan kapitalis, dan sejarah pembangunan adalah sejarah
pembangunan kapitalis. Anggapan remeh terhadap sejarah negara-negarayang
terbelakang membuat kita mengasumsikan bahwa sejarah masa lalu dan masa kini
dari negara-negara tersebut menyerupai tahap-tahap awal sejarah negara-negara
maju.
Adanya hubungan ketergantungan
yang sifatnya asimetris ditunjukkan oleh hubungan antara pihak-pihak yang tidak
seimbang, disebabkan karena pembangunan-pembangunan daerah satelit tergantung
pada pembangunan metropolisHubungan yang timpang dan tidak seimbang ini juga
disebabkan karena negara-negara metropolis memiliki kekuasaan atas jalannya
pembangunan di daerah-daerah satelit dan bukan sebaliknya. Kunci hubungan
ketergantungan dengan demikian adalah Kontrol. Tegasnya metropolis memiliki
kekuasaanlebih besar karena dapat megontrol hubungan dengan satelit.Bagi frank
hubungan ketergantungan adalah hubungan eksploitatif dimana negara-negara
metropolis menghisap negara-negara satelit.Akibatnya metropolis akan semakin
maju sedangkan negara-negara satelit akan tetap dalam posisi keterbelakangan
tertinggal dan tidak berkembang.
Word-Systems Theory
Immanuel Wallerstein’s menuliskan tentang teori
sistem dunia yang diambil dari dasar tpremis terori dependensia membahasas
hubungan antara core dan periphery.tetapi mereka menghubungkannya dengan perkembangan
isu-isu kontemporer dan regional untuk menerangakan sejarah interpretasi
munculna kapitalisme dan akibat masyarakat pripheral Eropa.
Wallerstein membedakan antara sistem dunia dan
sistem kekuasaan.sistem dunia adalah merupakan sebuah unit dengan satu bagian
dan berbagai sistem budaya.kekusaan dunia merupakan sebuah unit yang dijalankan
satu struktur politik,dan pusat kekuasaan politiknya secara tidak langsung
mempengaruhi sistem ekonomi.
( hasil resume buku Ekonomi Politik Internasional,,, semoga bermanfaat)